A.
Pengertian Perkembangan (Development)
Perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini
menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh,
organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga
masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi,
intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya
(Soetjiningsih, 1997).
B.
Pengertian
DDST
DDST adalah Denver Development Screening Test, yaitu salah satu
metode screening yang digunakan untuk menilai perkembangan anak dan ditujukan
untuk anak usia 1 bulan sampai 6 tahun. Test ini dilakukan oleh:
·
Tenaga
profesional (dokter, bidan, perawat, psikolog)
·
Kader
·
Orang tua
terlatih
C.
Tujuan DDST
Tujuan
dari penilaian perkembangan anak (DDST) adalah agar para tenaga kesehatan :
·
Mengetahui
kelainan perkembangan anak dan hal hal lain yang merupakan resiko terjadinya
kelainan perkembangan tersebut.
·
Mengetahui
berbagai masalah perkembangan yang memerlukan pengobatan konseling genetik.
·
Mengetahui
kapan anak perlu dirujuk ke senter yang lebih tinggi.
D. Aspek Perkembangan yang
Dinilai pada DDST
Aspek Perkembangan yang dinilai
Terdiri dari 125 tugas
perkembangan.
Tugas yang diperiksa
setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas
Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai:
1) Personal Social (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan
dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
2) Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan
dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat.
3) Language (bahasa)
Kemampuan untuk
memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan
4) Gross motor (gerakan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan
dengan pergerakan dan sikap tubuh.
b. Alat yang digunakan
Ø Alat peraga: benang wol
merah, kismis/ manik-manik, Peralatan makan, peralatan gosok gigi, kartu/
permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas, pensil, kubus warna
merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung usia kronologis anak saat
diperiksa).
Lembar formulir DDST IIØ
Buku petunjuk sebagai
referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara penilaiannya.Ø
c. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:
1) Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang
berusia:
3-6 bulan
9-12 bulan
18-24 bulan
3 tahun
4 tahun
5 tahun
2) Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya
hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi
diagnostik yang lengkap.
d. Penilaian
Jika Lulus (Passed = P),
gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No
Opportunity = NO).
E. Cara
Pemeriksaan DDST
CARA PEMERIKSAAN DDST:
§ Tetapkan umur
kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan diperiksa. Gunakan
patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.
§ Jika dalam perhitungan
umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama dengan atau lebih dari
15 hari dibulatkan ke atas.
Tarik garis berdasarkan
umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir
DDST.
Setelah itu dihitung pada
masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F.
Berdasarkan pedoman, hasil
tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal, Meragukan dan tidak dapat dites.
1) Abnormal
a) Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau
lebih
b) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih
keterlambatan Plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor
yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan
garis vertikal usia .
2) Meragukan
a) Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih
b) Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan
pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan
garis vertikal usia.
3) Tidak dapat dites
Apabila terjadi
penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.
4) Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di
atas.
Pada anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan hanya sampai
anak usia 2 tahun:
Contoh perhitungan anak
dengan prematur:
An. Lula lahir prematur
pada kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal 5 Agustus 2006. Diperiksa
perkembangannya dengan DDST II pada tanggal 1 April 2008. Hitung usia
kronologis An. Lula!
Diketahui:
Tanggal lahir An. Lula :
5-8-2006
Tanggal periksa :
1-4-2008
Prematur : 32 minggu
Ditanyakan:
Berapa usia kronologis
An. Lula?
Jawab:
2008 – 4 – 1 An. Lula
prematur 32 minggu
2006 – 8 – 5 Aterm = 37
minggu
_________ – Maka 37 – 32
= 5 minggu
1 – 7 -26
Jadi usia An. Lula jika
aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26 hari atauØ
1 tahun 8 bulan atau 20
bulan
Usia tersebut dikurangi
usia keprematurannya yaitu 5 minggu X 7 hari = 35 hari, sehingga usia
kronologis An. Lula untuk pemeriksaan DDST II adalah:
1 tahun 7 bulan 26 hari –
35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hariØ
Atau
1 tahun 7 bulan atau 19 bulan
Interpretasi dari nilai
DDST
AdvancedØ
Melewati pokok secara
lengkap ke kanan dari garis usia kronologis (dilewati pada kurang dari 25% anak
pada usia lebih besar dari anak tersebut)
OKØ
Melewati, gagal, atau
menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia antara persentil ke-25 dan
ke-75
CautionØ
Gagal atau menolak pokok
yang dipotong berdasarkan garis usia kronologis di atas atau diantara persentil
ke-75 dan ke-90
DelayØ
Gagal pada suatu pokok
secara menyeluruh ke arah kiri garis usia kronologis; penolakan ke kiri garis
usia juga dapat dianggap sebagai kelambatan, karena alasan untuk menolak
mungkin adalah ketidakmampuan untuk melakukan tugas tertentu
Interpretasi tes
NormalØ
Tidak ada kelambatan dan
maksimum dari satu kewaspadaan
SuspectØ
Satu atau lebih
kelambatan dan/ atau dua atau lebih banyak kewaspadaan
UntestableØ
Penolakan pada satu atau
lebih pokok dengan lengkap ke kiri garis usia atau pada lebih dari satu pokok
titik potong berdasarkan garis usia pada area 75% sampai 90%
Rekomendasi untuk
rujukan tes Suspect dan Untestable:
Skrining ulang pada 1
sampai 2 minggu untuk mengesampingkan faktor temporer
F. Indikator DDST
- Jika anda bersembunyi di belakang sesuatu (atau dipojok) dan kemudian muncul dan menghilang secara berulang-ulang, apakah bayi anda mencari anda atau mengharapkan anda muncul kembali?
- Berikan bayi anda pena atau pinsil dan letakkan di telapak tangannya. Cobalah untuk mengambil pena / pinsil tersebut secara perlahan-lahan. Sulitkah anda mendapatkan pena atau pinsil itu kembali?
- Apakah bayi anda dapat berdiri selama 30 detik atau lebih dengan berpegangan pada kursi atau meja?
- Dapatkah bayi anda mengatakan “ma-ma” atau “pa-pa”? Jawablah YA jika bayi anda mengeluarkan salah satu suara tadi.
- Dapatkah anak anda membedakan anda dengan orang yang belum ia kenal? Ia dapat menunjukkan sikap malu-malu atau ragu-ragu pada saat permulaan bertemu dengan orang yang belum dikenalnya.
- Jika anak anda memungut benda kecil seperti kacang, apakah ia mengambilnya dengan meremas di antara ibu jari dan jarinya seperti yang terlihat pada gambar?
- Dapatkah bayi anda duduk sendiri tanpa bantuan?
- Sebutkan dua atau tiga kata yang dapat ditiru oleh bayi anda (tidak perlu kata-kata yang lengkap). Menurut pendapat anda, apakah ia mencoba meniru kata-kata tadi?
- Tanpa anda menggerakkan tangan bayi anda, dapatkah ia mempertemukan dua balok kecil? Kerincian bertangkai dan tutup panci tidak ikut dinilai.
- Dapatkah anak anda jalan sendiri atau jalan dengan berpegangan?
- Tanpa bantuan dapatkah anak anda bertepuk tangan atau melambai-lambai? (Jawablah TIDAK jika ia membutuhkan bantuan)
- Dapatkah anak anda mengatakan “pa-pa” jika ia memanggil atau melihat ayahnya?
- Dapatkah anak anda mengatakan “ma-ma” jika ia memanggil atau melihat ibunya? (Jawablah YA jika anak anda mengatakan salah satu diantaranya)
- Dapatkah anak anda berdiri tanpa berpegangan selama kira-kira 5 detik?
- Dapatkah anak anda berdiri tanpa berpegangan selama 30 detik atau lebih?
- Dapatkah bayi anda mengangkat dirinya sendiri sampai berdiri tanpa bantuan anda?
- Dapatkah bayi anda membedakan anda dengan orang yang belum ia kenal? Ia dapat menunjukkan sikap malu-malu atau ragu-ragu pada saat permulaan bertemu dengan orang yang belum dikenalnya.
- Jika bayi anda memungut benda kecil seperti kacang, apakah ia mengambilnya dengan meremas di antara ibu jari dan jarinya seperti yang terlihat pada gambar?
- Dapatkah bayi anda duduk sendiri tanpa bantuan?
- Sebutkan dua atau tiga kata yang dapat ditiru oleh bayi anda (tidak perlu kata-kata yang lengkap). Menurut pendapat anda, apakah ia mencoba meniru kata-kata tadi?
- Tanpa anda menggerakkan tangan bayi anda, dapatkah ia mempertemukan dua balok kecil? Kerincian bertangkai dan tutup panci tidak ikut dinilai
G. Tahap Tahap Penilaian DDST
A. Anamnesis
Tahap pertama adalah
melakukan anamnesis yang lengkap, karena kelainan perkembangan dapat disebabkan
oleh berbagai faktor. Dengan anamnesis yang teliti maka salah satu penyebabnya
dapat diketahui.
B. Skrining gangguan
perkembangan anak.
Pada tahap ini
dianjurkan digunakan instrumen-instrumen untuk skrining guna mengetahui
kelainan perkembangan anak, misalnya dengan menggunakan DDST, tes IQ, atau tes
psikologik lainnya.
1.
Evaluasi lingkungan anak
Tumbuh kembang anak
adalah hasil interaksi antara faktor genetik dengan lingkungan
biofisikopsikososial. Oleh karena itu untuk deteksi dini, kita juga melakukan
evaluasi lingkungan anak tersebut.
2. Evaluasi penglihatan
dan pendengaran anak
Tes penglihatan
misalnya untuk anak umur kurang dari 3 tahun dengan tes fiksasi, umur 2 ½ tahun
– 3 tahun dengan kartu gambar dari allen dan diatas umur 3 tahun dengan huruf
E. Juga diperiksa apakah ada tanda strabismus dan selanjutnya periksa kornea
dan retinanya. Sedangkan skrining perkembangan anak, melalui anamnesis atau
menggunakan audiometer kalau ada alatnya. Disamping itu dilakukan juga
pemeriksaan bentuk telinga, hidung, mulut dan tenggorokan untuk mengetahui
adanya kelainan bawaan.
3. Evaluasi bicara dan
bahasa anak
Tujuan pemeriksaan ini
adalah untuk mengetahui apakah kemampuan anakberbicara masih dalam batas batas
normal atau tidak. Karena kemampuan berbicara menggambarkan kemampuan SSP,
endokrin, ada atau tidaknya kelainan bawaan pada hidung, mulut dan pendengaran,
stimulasi yang diberikan, emosi anak dan sebagainya.
C.
Pemeriksaan fisik
Untuk melengkapi
anamnesis diperlukan pemeriksaan fisik, untuk mengetahui apakah terdapat
kelainan fisik yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak.misalnya berbagai
sindrom, penyakit jantung bawaan, tanda tanda penyakit defisiensi dan lainnya.
1. Pemeriksaan neurologi
Dimulai dengan
anamnesis masalah neurologi dan keadaan keadaan yang diduga dapat mengakibatkan
kelainan neurologi, seperti trauma lahir, persalinan yang lama, asfiksia berat
dan sebagainya. Kemudian dilakukan tes neurologi yang teliti, maka dapat
membantu dalam diagnosis suatu kelainan, misalnya kalau ada lesi intrakranial,
serebral palsi, neuropati perifer, dan penyakit degeneratif lainnya.
Untuk mengetahui secara
dini adanya cerebral palsi, dianjurkan menggunakan pemeriksaan neurologi
menurut milani comparetti, yang merupakan cara untuk evaluasi perkembangan motorik
dari lahir sampai umur 2 tahun.
2. Evaluasi penyakit
penyakit metabolik
Salah satu penyebab
gangguan perkembangan pada anak adalah disebabkan oleh penyakit metabolik. Dari
anamnesis dapat dicurigai adanya penyakit metabolik, apabila ada anggota keluarga
lainnya yang terkena penyakit yang sama. Adanya tanda tanda klinis seperti
rambut yang pirang dicurigai adanya PKU (phenylketouria), ataksia yang
intermitten dicurigai adanya hiperamonemia dan sebagainya. Disamping itu
diperlukan pemeriksaan penunjang lainnya sesuai dengan kecurigaan kita.
3. Integrasi dari hasil
penemuan
Berdasarkan anamnesis
dan semua pemeriksaan tersebut diatas, dibuat suatu kesimpulan diagnosis dari
gangguan perkembangan tersebut. Kemudian ditetapkan penatalaksanaannya, konsultasi
kemana dan prognosisnya.
Skrining
perkembangan yang terfokus melibatkan dua kelompok anak, yaitu (a) anak dengan
orang tua yang memberi perhatian yang lebih pada perkembangan anak dan guru
atau dokter yang mencurigai adanya masalah, (b) neonatus dengan kondisi resiko
tinggi untuk terjadinya keterlambatan perkembangan, contohnya:
* BBLR (<1500 g)
* Kondisi neurologis
* Perdarahan intraventrikular Gr. III or IV
* Periventricular leukomalacia
* Hipoksia iskemik ensefalopati
* Apgar skor 0-3 pada menit 10, 15 and 20
* Meningitis
* Kejang persistent
* Apnea
* Hyperbilirubinemia
* Kejang dengan hipoglikemi
H. Faktor
yang mempengaruhi perkembangan anak
Masa lima tahun pertama
merupakan masa terbentuknya dasar dasar kepribadian manusia, kemampuan
berfikir, pengindraan, keterampilan berbahasa dan berbicara, bertingkah laku
sosial dan lain-lainnya.
Ada
dua faktor yang mempengaruhi proses tumbuh kembang optimal seorang anak, yaitu:
* faktor dalam
Yaitu faktor faktor
yang ada pada diri anak itu sendiri baik faktor bawaan maupun faktor yang
diperoleh, termasuk disini antara lain:
o Hal hal yang diturunkan dari orang
tua, kakek nenek atau generasi sebelumnya. Misalnya warna rambut dan bentuk
tubuh.
o Unsur berfikir dan kemampuan intelektual.
Misalnya kecepatan berfikir.
o Keadaan kelenjar zat-zat dalam
tubuh. Misalnya: kekurangan hormon yang dapat menghambat pertumbuhan dan
perkembangan anak.
o Emosi dan sifat-sifat (temperamen)
tertentu. Misalnya: pemalu, pemarah, tertutup, dan lain lain.
* Faktor luar
o Keluarga
Sikap
dan kebiasaan keluarga dalam mengasuh dan mendidik anak, hubungan orang tua
dengan anak, hubungan antara saudara, dan lain-lain.
o Gizi
Kekurangan gizi dalam
makanan menyebabkan pertumbuhan anak terganggu yang akan mempengaruhi
perkembangan seluruh dirinya.
o Budaya setempat
Asuhan dan kebiasaan
dari suatu masyarakat dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Misalnya kebersihan lingkungan, kesehatan, pendidikan.
o Teman bermain dan sekolah
Ada tidaknya teman
bermain. Tempat dan alat bermain, kesempatan pendidikan disekolah, akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
I. Penyimpangan Perkembangan Anak
Meskipun
beberapa keterlambatan perkembangan pada perkembangan milestone bahasa,
motorik, atau sosial adaptif dapat bersifat sementara, keterlambatan
perkembangan pada usia dini sangat erat hubungannya dengan diagnosis dari
disabilitas perkembangan seperti retardasi mental, serebral palsi, gangguan
bicara, autis dan kesulitan belajar pada perkembangan anak lebih lanjut.
Terlebih lagi, adanya bukti bahwa identifikasi dini dan penanganan anak dengan
kondisi perkembangan yang terganggu dapat meningkatkan hasil akhir secara
fungsional dan menurunkan resiko dari masalah tingkah laku sekunder.
Kemampuan
berbicara dan berbahasa telah dipertimbangkan oleh para ahli sebagai indikator
yang baik terhadap perkembangan anak secara keseluruhan dan kemampuan kognitif
yang berhubungan dengan keberhasilan pendidikan. Identifikasi anak dengan
keterlambatan perkembangan atau masalah yang berkaitan dapat mengarahkan kepada
intervensi ketika usia dini dimana kemungkinan untuk perbaikan paling baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar