PENGERTIAN
EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi
berasal dari kata Epi, demos, dan Logos.
Epi = atas, demos = masyarakat, logos = ilmu, sehingga epidemiologi
dapat diartikan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat.
Epidemiologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi, frekuensi, dan determinan
penyakit pada populasi.
·
Distribusi : Orang, tempat, waktu
·
Frekuensi, ukuran frekuensi : Insiden dan atau
prevalen
·
Determinan faktor risiko : faktor yang mempengaruhi
atau faktor yang memberi risiko atas terjadinya penyakit atau masalah kesehatan
Epidemiologi
mengukur suatu kejadian dan distribusi kejadian tersebut menurut variabel orang,
tempat, dan waktu, dan berupaya menentukan faktor yang menyebabkan terjadinya
kejadian itu di kelompok populasi. Ilmu ini dikembangkan dari pengalaman
mempelajari beberapa wabah penyakit pada waktu-waktu tertentu dengan angka
kematian yang tinggi.
2.
SEJARAH
EPIDEMIOLOGI SEBELUM MASEHI
1. Empedocles
(490–430 SM)
Empedocles adalah seorang filsuf
pra-Socrates, dokter, sastrawan, dan orator Yunani, yang tinggal di Agrigentum,
sebuah kota di Sisilia (Gambar 1). Para ahli sejarah menemukan sekitar 450
baris puisi karyanya yang ditulis pada daun papirus. Dari kumpulan puisi itu
diketahui bahwa Empedocles memiliki pandangan tentang berbagai isu yang
berhubungan dengan biologi modern, khususnya biologi genetik dan molekuler
tentang terjadinya kehidupan, fisiologi komparatif dan eksperimental, biokimia,
dan ensimologi.
Di bagian lain puisi Empedocles
menunjukkan, dia telah mempraktikkan epidemiologi terapan. Pada masa itu
penduduk sebuah kota dekat dengan Agrigentum, yaitu Selinunta, tengah dilanda
epidemi penyakit dengan gejala panas seperti malaria. Empedocles mendeteksi,
penyebabnya terletak pada genangan air dan rawa yang berisi air terkontaminasi.
Empedocles mengatasi masalah itu dengan membuka kanal (terusan) dan
mengosongkan genangan air ke laut. Dengan membuka dua sungai besar dan
menghubungkannya dengan laut, mengeringkan rawa, Empedocles berhasil menurunkan
epidemi yang menjangkiti penduduk Selinunta. Empedocles berhasil membuat
Selinunta sebuah kota sehat dengan sistem irigasi yang dibiayainya. Karya sanitasi
ini bisa dipandang sebagai Projek Kesehatan Masyarakat pertama di muka bumi.
Selain itu, Empedocles menemukan
suatu penyakit defisiensi genetik G6PD di dalam sel darah merah. Penyakit itu
menyebabkan anemia hemolitik pada individu yang sensitif jika mengkonsumsi
sejenis kacang-kacangan atau terpapar oleh bunga tanaman tersebut. Studi
epidemiologi beberapa tahun yang lalu menunjukkan, terdapat sekitar 2% hingga
30% populasi di Sisilia (tergantung daerahnya) menderita penyakit defisiensi
genetik G6PD. Diduga Empedocles membuat anjuran pencegahan penyakit itu
berdasarkan pada pengamatan epidemiologis dan pengalaman klinis.
2. Aristoteles
(384-322 SM).
Aristoteles adalah seorang filsuf
dan ilmuwan Yunani, berasal dari Stagira. Aristoteles merupakan filsuf dan
ilmuwan serba-bisa. Tulisannya mencakup aneka subjek. Tulisan resminya tentang
anatomi manusia tidak diketemukan, tetapi banyak karyanya tentang binatang
menunjukkan bahwa dia telah menggunakan pengamatan langsung dan perbandingan
anatomis antar spesies melalui diseksi (penyayatan). Aristoteles memberikan
fondasi bagi metode ilmiah.
3. Humoralisme
Humoralisme atau Humorisme adalah
teori yang menjelaskan bahwa tubuh manusia diisi atau dibentuk oleh empat bahan
dasar yang disebut humor (cairan). Keempat humor itu adalah empedu hitam,
empedu kuning, flegma (lendir), dan darah. Pada orang yang sehat, keempat humor
berada dalam keadaan seimbang. Sebaliknya semua penyakit disebabkan oleh
ketidakseimbangan humor, sebagai akibat dari kelebihan atau kekurangan salah
satu dari keempat humor itu. Defisit itu bisa disebabkan oleh uap yang dihirup
atau diabsorbsi oleh tubuh.
4. Hippocrates
(377-260 SM)
Hippocrates adalah seorang filsuf
dan dokter Yunani pasca-Socrates, yang dikenal sebagai Bapak Kedokteran Modern.
Hippocrates memberikan kontribusi besar dengan konsep kausasi penyakit yang
dikenal dalam epidemiologi dewasa ini, bahwa penyakit terjadi karena interaksi
antara host-agent-environment (penjamu-agen-lingkungan). Dalam bukunya yang
"On Airs, Waters and Places" (Tentang Udara, Air, dan Tempat) yang
diterjemahkan Francis Adam, Hipoccrates mengatakan, penyakit terjadi karena
kontak dengan jazad hidup, dan berhubungan dengan lingkungan eksternal maupun
internal seseorang.
Kausa penyakit menurut Hippocrates
tidak hanya terletak pada lingkungan, tetapi juga dalam tubuh manusia. Sebagai
contoh, dalam bukunya “On the Sacred Disease”, Hippocrates menyebutkan bahwa
epilepsi bukan merupakan penyakit yang berhubungan dengan tahayul atau agama,
melainkan suatu penyakit otak yang diturunkan.
Kontribusi Hippocrates untuk
epidemiologi tidak hanya berupa pemikiran tentang kausa penyakit tetapi juga
riwayat alamiah sejumlah penyakit. Dia mendeskripsikan perjalanan hepatitis
akut pada bukunya “About Diseases”.
5.
Era Romawi
Empedocles,
Galen, Hippocrates, dan filsuf Yunani lainnya telah menunjukkan sejumlah
determinan penting kesehatan manusia. Tetapi sebuah metode esensial
epidemiologi modern yang belum mereka tunjukkan adalah kuantifikasi.
Kuantifikasi kasus penyakit penting untuk menilai beratnya masalah kesehatan
pada populasi maupun mengetahui etiologi penyakit pada level populasi.
Kritik Kepanjangan Usahain Dipisah antara HOME page dengan Detail Page Nya, Misal Di Home page cuma nampilin Judul dan sedikit deskripsi, jadi ga repot scrolling kebawah,
BalasHapustapi Nice TRY lets do for the best in next time..
ciaous