Kamis, 19 April 2012

pre menstrual syndrome (gangguan psikologi pada masa menstruasi)

A.           Pengertian Menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan dari uterus karena perubahan hormonal yang teratur atau berdaur teratur, kira-kira empat minggu sekali (kamus istilah kebidanan, hal 116)
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan yang terjadi secara berulang setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang pertama atau menarche paling sering terjadi pada usia 11 tahun, tetapi bisa juga terjadi pada usia 8 tahun atau 16 tahun tergantung factor-faktor yang mempengarui kedewasaan atau perkembangan hormone pada gadis itu sendiri
Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35mL per harinya.



B.     Gangguan Psikis Menstruasi
1.    Disminore
Disminore adalah nyeri pada waktu haid terasa di perut bagian bawah atau didaerah bujur sangkar michaelis, nyeri terasa sebelum, selama dan sesudah haid. Dapat bersifat kholik atau terus-menerus. (kamus istilah kebidanan hal 47)
Disminore adalah yeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi. Disebuut disminore primer jika tidak ditemukan penyebab yang mendasar. Nyeri pada disminor primer diduga bersal dari kontraksi rahim yang dirangsang oleh prostaglandin.
Pada saat menstruasi, perempuan kadang mengalami nyeri. Sifat dan tingkat rasa nyeri bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Untuk yang berat, lazim disebut dismenorrhoe. Keadaan nyeri yang hebat itu dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Nyeri haid ada dua macam :
a.         Nyeri haid primer
Timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu, tepatnya setelah stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan. Nyeri haid itu normal, namun dapat berlebihan jika dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, dan seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun. Gejala tersebut tidak membahayakan kesehatan.


b.         Nyeri haid sekunder
Biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit atau kelainan yang menetap seperti infeksi rahim, kista atau polip, tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim yang mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.
2.    Amenorea
Amenorea adalah keadaan dimana menstruasi berhenti pada masa menstruasi teratur. Amenorea bisa disebabkan oleh penyakit pada indung telur atau uterus, beberapa penyakit berat misalnya penyakit ginjal kronik, obat-obatan, serta pengangkatan kandung rahim atau indung telur.
Ada beberapa hal yang lain dapat menjadi penyebabnya, yaitu:
a.       Hymen imperforata, yaitu selaput dara tidak berlubang sehingga darah menstruasi terhambat untuk keluar. Biasanya keadaan tersebut diketahui bila si perempuan sudah waktunya mens tetapi belum mendapatkannya. Dia mengeluh sakit perut setiap bulan. Hal itu bisa diatasi dengan operasi untuk melubangi selaput daranya.
b.       Menstruasi anovulatoire, yaitu rangsangan hormon-hormon yang tidak mencukupi untuk membentuk lapisan dinding rahim hingga tidak terjadi haid atau hanya sedikit. Kurangnya rangsangan hormon ini menyebabkan endometrium tidak terbentuk dan keadaan ini menyebabkan perempuan tidak mengalami masa subur karena sel telur tidak terbentuk. Pengobatannya adalah dengan terapi hormon.
c.        Amenorrhoea sekunder, biasanya penderita sudah pernah mens sebelumnya. Hal tersebut diakibatkan oleh berbagai keadaan seperti hipotensi, anemia, infeksi, atau kelemahan kondisi tubuh secara umum. Selain itu, bisa juga disebabkan oleh stres psikologis. Apabila terjadi kondisi tersebut, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
3.    Premeenstruasi Syndrom (PMS)
Sakit perut, cepat tersinggung, dan mudah marah tanpa alasan yang jelas yang biasanya dirasakan wanita beberapa hari menjelang menstruasi. Perubahan baik secara fisik ataupun psikologis sebelum mendapat menstruasi disebut Premenstrual Syndrome (PMS).
a.     Pengertian PMS
Sindrome pra menstruasi atau yang lebih dikenal dengan istilah PMS adalah gejala-gejala yang dirasakan oleh wanita pada 1 atau 2 minggu sebelum periode menstruasi.
b.    Gejala PMS
Gejala yang ditimbulkan bisa bermacam-macam, mulai dari gejala fisik, psikis, dan psikologi. Namun gejala tersebut akan hilang saat menstruasi datang.
Menurut study yang dilakukan oleh para dokter, secara umum gejala PMS ini dapat dibagi dalam 2 kelompok, yaitu gejala fisik dan gejala psikologis.
·      Gejala Fisik
Pada umumnya wanita yang mengalami PMS akan merasakan gejala fisik seperti; berat badan bertambah, bengkak pada kaki dan pergelangan kaki, perubahan pada payudara, sakit kepala, pusing, kram pada rahim (biasanya sebelum dan beberapa hari pertama dari periode menstruasi), keinginan akan makanan tertentu, tumbuhnya jerawat, lemah, sakit perutr,sakit pada punggung dan otot.
·      Gejala Psikologi
Sementara itu gejala psikologinya adalah perubahan mood cepat tersinggung, mudah marah, depresi, sering tiba-tiba menangis, cepat berubah dari gembira menjadi marah, cepat lupa, merasa sendirian di tengah keramaian, tidak bisa konsentrasi, malas, tegang, rendah diri, dan bingung. Gejala lain adalah sulit tidur, lelah, pusing, sering merasa haus, banyak makan, gairah seksual berubah, dan menurunnya minat dalam kehidupan sehari-hari.
Meskipun gejala yang dialami setiap wanita berbeda-beda, ada 3 gejala utama yang paling sering dirasakan, yaitu cepat tersinggung, saikit pada punggung dan otot dan badan terasa bengkak.
Beruntunglah jika gejala PMS yang wanita rasakan hanya sebatas ini. Dalam tingkatan yang lebih parah, beberapa wanita bahkan sampai pingsan ketika PMS datang.Sindrom PMS, pada dasarnya, bukan penyakit, melainkan kumpulan reaksi tubuh.
Menurut data dari The American College of Obstetricians and Gynecologists, hampir 70 persen wanita di seluruh dunia setiap bulannya mengalami PMS. Sekitar 14 persen dari wanita usia 20-35 tahun tidak seberuntung itu karena setiap kali PMS datang, mereka harus bed rest lantaran begitu hebatnya rasa sakit yang menyerang.


c.     Klasifikasi PMS
Menurut Dr. Guy E. Abraham, ahli kandungan dan kebidanan dari Fakultas Kedokteran UCLA, AS, PMS dibedakan menjadi empat tipe sesuai dengan tingkat keparahan dan kondisi hormonal dalam tubuh, yaitu PMS tipe A (60% wanita dunia), H (20%), C (10%), dan D (10%).
·        PMS Tipe A (anxiety)
Gejala: rasa cemas, sensitif, mudah tersinggung, saraf tegang, perasaan labil. Beberapa wanita mengalami depresi ringan sampai saat mendapat menstruasi.
Pemberian hormon progesteron kadang dilakukan untuk mengurangi gejala ini, tetapi beberapa peneliti mengatakan, pada penderita PMS tipe ini bisa jadi kekurangan vitamin B6 dan magnesium.
Saran: banyak mengkonsumsi makanan berserat, jangan merokok, dan batasi asupan kafein yang berasal dari kopi, teh dan cokelat.
·        PMS Tipe C (craving)
Gejala: Pusing, berkeringat dingin, sering merasa lapar, edema (pembengkakan) pada perut kembung, nyeri pada buah dada, tangan dan kaki serta terjadi peningkatan pada berat badan. Pembengkakan terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel (ekstrasel) karena asupan garam atau gula yang tinggi. Gejala tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe PMS lain.
Pemberian obat diuretika diketahui dapat meminimalkan retensi (penimbunan) air dan natrium pada tubuh akan membantu mengurangi gejala yang ada.
Saran: dianjurkan mengurangi asupan garam, gula, serta konsumsi cairan.

·        PMS Tipe D (depression)
Gejala: merasa sedih, lupa, bingung, dan lapar ingin mengkonsumsi makanan yang manis (biasanya cokelat) dan karbohidrat sederhana (gula).
Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang terkadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat.
Dorongan untuk menyantap makanan manis disebabkan oleh stress dan kekurangan asam lemak esensial (omega 6), asam amino tyrosine, vitamin B6, atau magnesium. Biasanya PMS tipe D berlangsung bersamaan dengan PMS tipe A, hanya sekitar 3% dari seluruh tipe PMS benar-benar murni tipe D.
Saran: perbanyak konsumsi sayur-sayuran hijau, biji-bijian, gandum dan kacang-kacangan, serta makanan yang mengandung asam lemak esensial linoleat (minyak biji tumbuhan, minyak sayur).
·        PMS Tipe H (hyperhidration)
Gejala: penumpukan cairan tubuh, berat badan bertambah, payudara tegang dan terasa nyeri, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-kata (verbalisasi), bahkan kadang-kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba bunuh diri.
Saran: meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 dan magnesium dapat membantu mengatasi gangguan PMS tipe ini.
Sebenarnya, ada satu lagi tipe PMS, yaitu tipe P (pain). Gejalanya antara lain pegal-pegal, jerawat, rambut dan kulit berminyak berlebih, mual, muntah, dan lebih sensitif terhadap rasa nyeri.
d.    Depresi Parah PMS
Pada bentuk yang sangat berat, PMS bisa dimasukkan dalam kategori gangguan jiwa atau PreMenstrual Dysphoric Disorder (PMDD). Dalam hal ini, perubahan emosi yang terjadi mengarah pada depresi, perasaan tidak punya harapan, kemarahan, rasa cemas, turunnya kepercayaan diri, susah konsentrasi, gelisah, dan tegang.
Beberapa wanita dengan gangguan PMS berat harus waspada karena ada kemungkinan memiliki gangguan kejiwaan. Dan sudah jelas penanganannya tidak bisa dilakukan sendiri karena seorang yang mengalami PMDD kemungkinan memiliki niat bunuh diri.
e.     Penyebab PMS
Penjelasan yang paling umum mengenai penyebab PMS ini adalah berkaitan dengan perubahan siklus pada hormon seks wanita, kelenjar di bawah otak dan beberapa zat kimia otak.
Beberapa peneliti menyatakan PMS ini terjadi karena turunnya gula darah dan rendahnya hormon tiroid, atau makanan yang kurang mengandung vitamin B, magnesium dan kalsium.
Di samping itu, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa PMS berkaitan dengan gaya hidup. PMS kemungkinan sangat mengganggu pada wanita merokok, stress, jarang berolahraga, kurang tidur, banyak mengkonsumsi caffeine, alcohol, makanan yang banyak mengandung garam, daging merah, makanan yang manis seperti coklat dan produk susu.
Penyebab lain dari PMS di antaranya faktor genetik dari ibu atau nenek, ada ketidakseimbangan neurotransmiter , adanya faktor psikologi yang memicu gejala PMS dan hubungan dengan orang terdekat, seperti dengan keluarga maupun pasangan, menjadi terganggu.
f.     Penanganan  PMS
Walaupun rasa sakitnya tidak akan hilang 100%, namun dengan mengubah beberapa kebiasaan, rasa sakit PMS bisa dikurangi sehingga Anda bisa tetap beraktivitas. Beberapa cara yang bisa dilakukan:
*      Hindari minuman berkafein
Kopi, teh, dan minuman berkarbonasi adalah beberapa contoh minuman mengandung kafein, salah satu unsur kimia yang berperan menstimulan sistem syaraf untuk membantu mengurangi rasa tertekan.
*      Tidur cukup
The American Journal of Psychiatry memuat artikel yang mengatakan bahwa tidur selama 7-8 jam sehari dapat meminimalkan perubahan emosi menjelang haid.
*      Konsumsi unsur nutrisi yang tepat
Menjelang menstruasi, disarankan mengonsumsi makanan berkarbohidrat kompleks dan serat yang terdapat pada makanan seperti, roti gandum, pasta, sereal, buah, sayuran,kentang, jagung, atau kacang polong, karena memicu produksi serotonin untuk meminimalkan perubahan emosi.
                        Selain itu, konsumsilah makanan yang kaya vitamin dan mineral atau mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral. Jangan lupa menyertakan sumber protein pada setiap menu makanan, mengurangi konsumsi gula dan lemak selama menjalani diet guna membantu meningkatkan energi, dan menstabilkan mood. Hentikan mengonsumsi alkohol.
                        Kurangi konsumsi garam, bukan hanya garam yag ada dalam makanan sehari-hari, tetapi juga kandungan sodium pada makanan kemasan.
*      Rutin olahraga
Setiap kali berolahraga, terutama aerobic 30 menit sebanyak 4-6 kali seminggu, jalan kaki,memodifikasi diet.tubuh akan memproduksi endorphin lebih banyak. Akibatnya kesehatan jantung lebih terjaga dan aliran darah lancar, sehingga meminimalkan migren, perubahan emosi dan menangkal lemas.
C.     Gangguan Psikologi Menstruasi
Secara normal menstruasi berlangsung kurang lebih pada usia 1-16 tahun. Cepat atau lambatnya kematangan seksual (menstruasi, kematangan fisik) ini kecuali ditentukan oleh konstitusi fisik individual, juga dipengaruhi oleh faktor ras, suku bangsa, iklim , cara hidup, dan milieu yang melingkungi anak. Badan yang lemah atau penyakit yang mendera seorang anak gadis, umpamanya bisa memperlambat tibanya menstruasi.
Selanjutnya rangsangan – rangsangan kuat dari luar umpamanya saja berupa film – flm sex, buku bacaan atau majalah yang bergambar sex,godaan, dan rangsangan dari kaum adam (pria). Pengamatan secara langsung tentang perbuatan koitus atau sexsual. Dapat mengakibatkan memuncanya atau semakin panasnya reaksi seksual , akan tetapi dapat mengakibatkan kematangan seksual yang lebih cepat dari anak sewajarnya.
Namun semakin muda usia si gadis, semakin ia belum siap menerima peristiwa haid akan semakin terasa “kejam mengancam”. Yaitu rasa pahit menyebalkan sebagai handicap/gangguan atau sebagai reaksi kejutan dalam anggapan fantasi anak.
Gejala yang sering terjadi dan sangat mencolok pada peristiwa, haid pertama ialah kecemasan atau ketakutan yang diperoleh keinginan untuk memperoleh proses fisiologis tadi.kadang sang anak menyalahkan sang ibu dan terkadang merasa digenangi dosa. Maka banyak peristiwa menstruasipertama itu dihayati oleh anak gadis sebagai satu pengalaman yang traumatis.
Anak gadis kemudian menentang dengan keras untuk membersihkan dirinya dan banyak diantara mereka menyembunyikan semua pakaian yang kotor dan kainnya dalam laci – laci atau disudut lemari, gadis tersebut merasa terhalangi atau merasa dibatasi kebebasan dirinya oleh datangnya haid. Sepeprti tidak bisa berenanag, berolahraga, beribadah. semuan ini menjadi pengalaman yang kurang menyenangkan.
Pada anak gadis mempunyai kecenderungan neurotis dalam usia pubertas dan banayak mengalami konflik batin, memunculkan beberapa tingkah laku patologis, berupa kecemasan fobia terhadap menstruasi. Maksudnya disini jika keregangan dan kecemasan ini secara terus menerus serta berlebihan serta tidak segera diatasi maka akan menimbulkan fobia pada menstruasi. Selain itu juga akan menimbulkan minat yang sangat berlebihan, bentuk hypochoondria, adapun rasa bersalah, mudah tersinggung atau mudah marah. Perasaan ini timbul dikarenakan akibat dari perubahan cara kerja hormone-hormon serata karena pengaruh rasa nyeri yang timbul pada saat menstruasi.Perubahan pola makan pola makan cenderung meningkat terutama pada makan yang manisMerasa gelisa dan gangguan tidur. Pada saat menstruasi seorang wanita akan mengalami gangguan atau masala susah tidur atau insomnia.
Pada yang lebih tua , penolakan terhadap menstruasi bisa menimbulan penyakit psychogwene Amenorrhoe, berupa gangguan fisik dan psikis, gangguan fungsional yang disebabkan penyakit ini umumnya sulit disembuhkan baik dengan pengobatan fisis maupun organis.
Maka informasi yang positif sangat berguna agar tidak terjadi kesalah pemahaman terhadap para wanita yang mengalami menstruasi.
D.    Penyebab Gangguan Menstruasi
Ada dua penyebab utama gangguan menstruasi. Pertama, kelainan organ seperti mioma, kanker atau polip. Kedua, kelainan hormonal. Dari kelima gangguan menstruasi diatas, ada yang berbahaya ada yang tidak berbahaya. Oligomenore tidak berbahaya, namun perempuan dapat memiliki potensi sulit hamil, karena tidak terjadi ovulasi. Polimenore dan hipermenore adalah gangguan menstruasi yang berbahaya. Terlalu sering haid (polimenore), misalnya 2 minggu sekali, dapat menyebabkan anemia. Begitu juga dengan hipermenore dapat menyebabkan anemia. Polimenore dan hipermenore juga berhubungan dengan gangguan bekuan darah dan mioma. Polimenore yang terkait dengan gangguan hormonal, dapat terjadi pada perempuan yang mengalami peralihan dari masa subur ke masa menopause. Polimenore juga dapat terjadi pada perempuan muda menjelang haid pertama kali. Perempuan obesitas juga terkadang mengalami polimenore. Factor penyebab hipermenore adalah mioma uteri, polip endometrium, endometritis, dll. Suntik KB dapat menyebabkan oligomenore maupun amenore. Jika tidak menggunakan KB pil ato suntik, oligomenore berhubungan dengan penyakit polikistik ovarium. Yang menyebabkan perempuan tidak dapat menghasilkan sel telur, sehingga tidak terdaji ovulasi yang pada akhirnya dapat menimbulkan gangguan hormone, akibatnya jangka waktu haid sangat lama.
Perempuan dikatakan amenorea jika tidak menstruasi lebih dari 5 bulan sejak menstruasi terakhir. Amenore dibagi menjadi dua yaitu primer dan sekunder. Amenore primer terjadi pada perempuan yang tidak pernah mendapatkan haid, sedangkan amenorea sekunder terjadi pada orang yang pernah mendapatkan haid, tapi kemudian berhenti karena anovulasi. Amenore primer biasanya disebabkan oleh gangguan dari lahir. Sedangkan amenore sekunder dapat disebabkan karena kehamilan, penggunaan KB, dll.
E.     Cara Mengatasi Gangguan Psikologi Menstruasi
Cara mengatasi gangguan-gangguan psikologi pada masa menstruasi adalah dengan melakukan konsultasi atau konsling pada tenaga kesehatan seperti bidan, dokter dan sebagainya dan menjadikan tenaga kesehatan tersebut sebagai konselor.


Peran atau tugas sebagai konselor ini yaitu sebagai berikut:
1. Memberi penjelasan kepada klien, bahwa proses menstruasi merupakan suatu proses fisiologi atau normal yang pasti akan terjadi dan akan dialami oleh setiap wanita yang subur
2. Memberi informasi-informasi positif yang berguna mengenai menstruasi agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap proses menstruasi tersebut.
3. Memberikan saran untuk mengurangi ketegangan dan rasa nyeri proses menstruasi berlangsung, seperti istirahat yang cukup, perbanyak minum air putih dan melakukan kompres air hangat pada bagian perut.
4. Memberikan support mental atau dukungan pada klien, agar lebih percaya diri dan tidak merasa takut dalam menghadapi masa menstruasi.
              Sudah jadi rahasia umum, jika kaum perempuan yang sedang mengalami datang bulan (menstruasi), banyak mengalami perubahan hormon yang memengaruhi dirinya. Menurut jurnal online Massachusettes General Hospital dan Harvard Medical School, 85% perempuan mengalami banyak perubahan semasa menstruasi atau juga pada masa pra-menstruasi (PMS). Beberapa hal yang sering terjadi biasanya kaum perempuan merasa depresi, mudah marah, sensitif, dan berbagai kendala emosi lainnya.
Untuk itu, mengingat hal tersebut bukanlah “penyakit” tetapi lebih karena perubahan hormon dalam tubuh, sebenarnya tak ada hal yang perlu dikhawatirkan. Namun, memang ada baiknya, karena masalah emosi sering berkaitan juga dengan orang di sekeliling apalagi bagi perempuan karier maka menurut The National Woman’s Health dari Departemen Kesehatan Amerika wanita perlu melakukan beberapa hal berikut, agar emosi tak mengganggu aktivitas ; 
1.       Lakukan sosialisasi dengan teman-teman. Banyak kasus di mana orang yang mudah emosi akan lebih mudah mengendalikan emosinya saat ia bisa menemukan orang yang tepat untuk diajak bicara. Karena itu, dengan bersosialisasi atau sekadar berbincang dengan kawan dekat akan mengurangi depresi atau stres yang timbul saat menstruasi.
2.       Lakukan rileksasi dengan berbagai terapi seperti meditasi, pemijatan, atau yoga. Rileksasi sejenak dari rutinitas akan membuat badan terasa lebih segar. Dengan begitu, tubuh akan lebih bisa menerima “tekanan” yang mungkin terjadi dengan cara yang lebih rileks sehingga tak akan mudah emosi.
3.       Istirahat atau tidur yang cukup, setidaknya 8 jam sehari. Istirahat yang cukup pada masa-masa menstruasi akan melancarkan sirkulasi tubuh dan aliran darah sehingga tubuh akan lebih bugar dan sehat sehingga tak mudah emosi.
4.       Makan makanan bergizi seperti buah, sayur, dan daging, serta menjauhi rokok dan alkohol. Dengan asupan yang tepat, saat-saat menstruasi yang kadang juga menyebabkan anemia tubuh tetap mampu mencukupi kebutuhan nutrisi dan zat penting yang dibutuhkan. Sehingga, tubuh tak akan menderita 5L yang acap kali sering membuat mudah emosi.
5.       Perhatikan juga masa-masa menstruasi. Dengan tahu persis kapan dan saat akan menstruasi, sehingga bisa lebih mudah menyesuaikan jadwal untuk mengatur waktu kesibukan. Dengan cara tersebut, maka akan lebih mudah mengatur masa-masa mudah emosi untuk tidak melakukan pertemuan-pertemuan penting dengan relasi.



















BAB III
PENUTUP

A.       KESIMPULAN
1.        Menstruasi adalah perdarahan dari uterus karena perubahan hormonal yang      teratur atau berdaur teratur, kira-kira empat minggu sekali
2.          Gangguan-gangguan menstruasi meliputi disminore,amenorea dan premenstruasi syndrom
3.          Ada dua penyebab utama gangguan menstruasi. Pertama, kelainan organ seperti mioma, kanker atau polip. Kedua, kelainan hormonal.
4.          Gangguan psikologi wanita hamil diantaranya adalah haid  terasa “kejam mengancam”, kecemasan atau ketakutan, merasa digenangi dosa, merasa terhalangi atau merasa dibatasi kebebasan dirinya oleh datangnya haid, bahkan bisa fobia menstruasi.
5.          Cara mengatasi gangguan-gangguan psikologi pada masa menstruasi adalah dengan melakukan konsultasi atau konsling pada tenaga kesehatan seperti bidan, dokter dan sebagainya dan menjadikan tenaga kesehatan tersebut sebagai konselor.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar