A.
Pengertian Menstruasi
Menstruasi
adalah perdarahan dari uterus karena perubahan hormonal yang teratur atau
berdaur teratur, kira-kira empat minggu sekali (kamus istilah kebidanan, hal
116)
Menstruasi
adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan yang
terjadi secara berulang setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi
yang pertama atau menarche paling sering terjadi pada usia 11 tahun, tetapi
bisa juga terjadi pada usia 8 tahun atau 16 tahun tergantung factor-faktor yang
mempengarui kedewasaan atau perkembangan hormone pada gadis itu sendiri
Pada
wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini
berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama,
kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya,
menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat
terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darah
yang hilang akibat menstruasi adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya
dengan rata-rata 35mL per harinya.
B. Gangguan
Psikis Menstruasi
1. Disminore
Disminore adalah nyeri pada waktu haid terasa di
perut bagian bawah atau didaerah bujur sangkar michaelis, nyeri terasa sebelum,
selama dan sesudah haid. Dapat bersifat kholik atau terus-menerus. (kamus
istilah kebidanan hal 47)
Disminore
adalah yeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi.
Disebuut disminore primer jika tidak ditemukan penyebab yang mendasar. Nyeri
pada disminor primer diduga bersal dari kontraksi rahim yang dirangsang oleh
prostaglandin.
Pada
saat menstruasi, perempuan kadang mengalami nyeri. Sifat dan tingkat rasa nyeri
bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Untuk yang berat, lazim
disebut dismenorrhoe. Keadaan nyeri yang hebat itu dapat mengganggu
aktivitas sehari-hari.
Nyeri haid ada dua macam :
a.
Nyeri haid primer
Timbul
sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu, tepatnya
setelah stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan
melahirkan. Nyeri haid itu normal, namun dapat berlebihan jika dipengaruhi oleh
faktor psikis dan fisik, dan seperti stres, shock, penyempitan
pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang
menurun. Gejala tersebut tidak membahayakan kesehatan.
b.
Nyeri haid sekunder
Biasanya
baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit atau kelainan yang menetap
seperti infeksi rahim, kista atau polip, tumor sekitar kandungan, kelainan
kedudukan rahim yang mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.
2. Amenorea
Amenorea
adalah keadaan dimana menstruasi berhenti pada masa menstruasi teratur.
Amenorea bisa disebabkan oleh penyakit pada indung telur atau uterus, beberapa
penyakit berat misalnya penyakit ginjal kronik, obat-obatan, serta pengangkatan
kandung rahim atau indung telur.
Ada
beberapa hal yang lain dapat menjadi penyebabnya, yaitu:
a.
Hymen imperforata, yaitu selaput dara tidak
berlubang sehingga darah menstruasi terhambat untuk keluar. Biasanya keadaan
tersebut diketahui bila si perempuan sudah waktunya mens tetapi belum
mendapatkannya. Dia mengeluh sakit perut setiap bulan. Hal itu bisa diatasi
dengan operasi untuk melubangi selaput daranya.
b.
Menstruasi anovulatoire, yaitu rangsangan
hormon-hormon yang tidak mencukupi untuk membentuk lapisan dinding rahim hingga
tidak terjadi haid atau hanya sedikit. Kurangnya rangsangan hormon ini
menyebabkan endometrium tidak terbentuk dan keadaan ini menyebabkan perempuan
tidak mengalami masa subur karena sel telur tidak terbentuk. Pengobatannya
adalah dengan terapi hormon.
c.
Amenorrhoea sekunder, biasanya penderita sudah pernah
mens sebelumnya. Hal tersebut diakibatkan oleh berbagai keadaan seperti
hipotensi, anemia, infeksi, atau kelemahan kondisi tubuh secara umum. Selain
itu, bisa juga disebabkan oleh stres psikologis. Apabila terjadi kondisi
tersebut, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
3. Premeenstruasi
Syndrom (PMS)
Sakit perut, cepat tersinggung, dan
mudah marah tanpa alasan yang jelas yang biasanya dirasakan wanita beberapa
hari menjelang menstruasi. Perubahan baik secara fisik ataupun psikologis
sebelum mendapat menstruasi disebut Premenstrual Syndrome (PMS).
a. Pengertian
PMS
Sindrome
pra menstruasi atau yang lebih dikenal dengan istilah PMS adalah gejala-gejala
yang dirasakan oleh wanita pada 1 atau 2 minggu sebelum periode menstruasi.
b. Gejala
PMS
Gejala
yang ditimbulkan bisa bermacam-macam, mulai dari gejala fisik, psikis, dan
psikologi. Namun gejala tersebut akan hilang saat menstruasi datang.
Menurut
study yang dilakukan oleh para dokter, secara umum gejala PMS ini dapat dibagi
dalam 2 kelompok, yaitu gejala fisik dan gejala psikologis.
· Gejala
Fisik
Pada
umumnya wanita yang mengalami PMS akan merasakan gejala fisik seperti; berat
badan bertambah, bengkak pada kaki dan pergelangan kaki, perubahan pada
payudara, sakit kepala, pusing, kram pada rahim (biasanya sebelum dan beberapa
hari pertama dari periode menstruasi), keinginan akan makanan tertentu,
tumbuhnya jerawat, lemah, sakit perutr,sakit pada punggung dan otot.
· Gejala
Psikologi
Sementara
itu gejala psikologinya adalah perubahan mood cepat tersinggung, mudah marah,
depresi, sering tiba-tiba menangis, cepat berubah dari gembira menjadi marah,
cepat lupa, merasa sendirian di tengah keramaian, tidak bisa konsentrasi,
malas, tegang, rendah diri, dan bingung. Gejala lain adalah sulit tidur, lelah,
pusing, sering merasa haus, banyak makan, gairah seksual berubah, dan
menurunnya minat dalam kehidupan sehari-hari.
Meskipun
gejala yang dialami setiap wanita berbeda-beda, ada 3 gejala utama yang paling
sering dirasakan, yaitu cepat tersinggung, saikit pada punggung dan otot dan
badan terasa bengkak.
Beruntunglah
jika gejala PMS yang wanita rasakan hanya sebatas ini. Dalam tingkatan yang
lebih parah, beberapa wanita bahkan sampai pingsan ketika PMS datang.Sindrom
PMS, pada dasarnya, bukan penyakit, melainkan kumpulan reaksi tubuh.
Menurut
data dari The American College of Obstetricians and Gynecologists, hampir 70
persen wanita di seluruh dunia setiap bulannya mengalami PMS. Sekitar 14 persen
dari wanita usia 20-35 tahun tidak seberuntung itu karena setiap kali PMS
datang, mereka harus bed rest lantaran begitu hebatnya rasa sakit yang
menyerang.
c. Klasifikasi
PMS
Menurut Dr. Guy E. Abraham, ahli kandungan dan kebidanan dari
Fakultas Kedokteran UCLA, AS, PMS dibedakan menjadi empat tipe sesuai dengan
tingkat keparahan dan kondisi hormonal dalam tubuh, yaitu PMS tipe A (60%
wanita dunia), H (20%), C (10%), dan D (10%).
· PMS Tipe A
(anxiety)
Gejala:
rasa cemas, sensitif, mudah tersinggung, saraf tegang, perasaan labil. Beberapa
wanita mengalami depresi ringan sampai saat mendapat menstruasi.
Pemberian hormon progesteron kadang dilakukan untuk mengurangi gejala ini, tetapi beberapa peneliti mengatakan, pada penderita PMS tipe ini bisa jadi kekurangan vitamin B6 dan magnesium.
Pemberian hormon progesteron kadang dilakukan untuk mengurangi gejala ini, tetapi beberapa peneliti mengatakan, pada penderita PMS tipe ini bisa jadi kekurangan vitamin B6 dan magnesium.
Saran:
banyak mengkonsumsi makanan berserat, jangan merokok, dan batasi asupan kafein
yang berasal dari kopi, teh dan cokelat.
·
PMS
Tipe C (craving)
Gejala:
Pusing, berkeringat dingin, sering merasa lapar, edema (pembengkakan) pada
perut kembung, nyeri pada buah dada, tangan dan kaki serta terjadi peningkatan
pada berat badan. Pembengkakan terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di
luar sel (ekstrasel) karena asupan garam atau gula yang tinggi. Gejala tipe ini
dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe PMS lain.
Pemberian
obat diuretika diketahui dapat meminimalkan retensi (penimbunan) air dan
natrium pada tubuh akan membantu mengurangi gejala yang ada.
Saran:
dianjurkan mengurangi asupan garam, gula, serta konsumsi cairan.
·
PMS
Tipe D (depression)
Gejala:
merasa sedih, lupa, bingung, dan lapar ingin mengkonsumsi makanan yang manis
(biasanya cokelat) dan karbohidrat sederhana (gula).
Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang terkadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat.
Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang terkadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat.
Dorongan
untuk menyantap makanan manis disebabkan oleh stress dan kekurangan asam lemak
esensial (omega 6), asam amino tyrosine, vitamin B6, atau magnesium. Biasanya
PMS tipe D berlangsung bersamaan dengan PMS tipe A, hanya sekitar 3% dari
seluruh tipe PMS benar-benar murni tipe D.
Saran:
perbanyak konsumsi sayur-sayuran hijau, biji-bijian, gandum dan
kacang-kacangan, serta makanan yang mengandung asam lemak esensial linoleat
(minyak biji tumbuhan, minyak sayur).
·
PMS
Tipe H (hyperhidration)
Gejala:
penumpukan cairan tubuh, berat badan bertambah, payudara tegang dan terasa
nyeri, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam
mengucapkan kata-kata (verbalisasi), bahkan kadang-kadang muncul rasa ingin
bunuh diri atau mencoba bunuh diri.
Saran:
meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 dan magnesium dapat
membantu mengatasi gangguan PMS tipe ini.
Sebenarnya,
ada satu lagi tipe PMS, yaitu tipe P (pain). Gejalanya antara lain pegal-pegal,
jerawat, rambut dan kulit berminyak berlebih, mual, muntah, dan lebih sensitif
terhadap rasa nyeri.
d.
Depresi Parah PMS
Pada
bentuk yang sangat berat, PMS bisa dimasukkan dalam kategori gangguan jiwa atau
PreMenstrual Dysphoric Disorder (PMDD). Dalam hal ini, perubahan emosi yang
terjadi mengarah pada depresi, perasaan tidak punya harapan, kemarahan, rasa
cemas, turunnya kepercayaan diri, susah konsentrasi, gelisah, dan tegang.
Beberapa
wanita dengan gangguan PMS berat harus waspada karena ada kemungkinan memiliki
gangguan kejiwaan. Dan sudah jelas penanganannya tidak bisa dilakukan sendiri
karena seorang yang mengalami PMDD kemungkinan memiliki niat bunuh diri.
e. Penyebab
PMS
Penjelasan
yang paling umum mengenai penyebab PMS ini adalah berkaitan dengan perubahan
siklus pada hormon seks wanita, kelenjar di bawah otak dan beberapa zat kimia
otak.
Beberapa
peneliti menyatakan PMS ini terjadi karena turunnya gula darah dan rendahnya
hormon tiroid, atau makanan yang kurang mengandung vitamin B, magnesium dan
kalsium.
Di
samping itu, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa PMS berkaitan dengan gaya
hidup. PMS kemungkinan sangat mengganggu pada wanita merokok, stress, jarang
berolahraga, kurang tidur, banyak mengkonsumsi caffeine, alcohol, makanan yang
banyak mengandung garam, daging merah, makanan yang manis seperti coklat dan
produk susu.
Penyebab
lain dari PMS di antaranya faktor genetik dari ibu atau nenek, ada ketidakseimbangan
neurotransmiter , adanya faktor psikologi yang memicu gejala PMS dan hubungan
dengan orang terdekat, seperti dengan keluarga maupun pasangan, menjadi
terganggu.
f. Penanganan PMS
Walaupun
rasa sakitnya tidak akan hilang 100%, namun dengan mengubah beberapa kebiasaan,
rasa sakit PMS bisa dikurangi sehingga Anda bisa tetap beraktivitas. Beberapa
cara yang bisa dilakukan:
Hindari minuman berkafein
Kopi,
teh, dan minuman berkarbonasi adalah beberapa contoh minuman mengandung kafein,
salah satu unsur kimia yang berperan menstimulan sistem syaraf untuk membantu
mengurangi rasa tertekan.
Tidur cukup
The
American Journal of Psychiatry memuat artikel yang mengatakan bahwa tidur
selama 7-8 jam sehari dapat meminimalkan perubahan emosi menjelang haid.
Konsumsi unsur nutrisi
yang tepat
Menjelang
menstruasi, disarankan mengonsumsi makanan berkarbohidrat kompleks dan serat yang terdapat
pada makanan seperti, roti gandum, pasta, sereal, buah, sayuran,kentang, jagung, atau kacang polong, karena
memicu produksi serotonin untuk meminimalkan perubahan emosi.
Selain
itu, konsumsilah makanan yang kaya vitamin dan mineral atau mengonsumsi
suplemen vitamin dan mineral. Jangan lupa menyertakan sumber protein pada
setiap menu makanan, mengurangi konsumsi gula dan lemak selama menjalani diet
guna membantu meningkatkan energi, dan menstabilkan mood. Hentikan mengonsumsi
alkohol.
Kurangi
konsumsi garam, bukan hanya garam yag ada dalam makanan sehari-hari, tetapi
juga kandungan sodium pada makanan kemasan.
Rutin olahraga
Setiap
kali berolahraga, terutama aerobic 30
menit sebanyak 4-6 kali seminggu, jalan kaki,memodifikasi diet.tubuh akan memproduksi endorphin lebih banyak. Akibatnya kesehatan
jantung lebih terjaga dan aliran darah lancar, sehingga meminimalkan migren,
perubahan emosi dan menangkal lemas.
C. Gangguan
Psikologi Menstruasi
Secara normal menstruasi
berlangsung kurang lebih pada usia 1-16 tahun. Cepat atau lambatnya kematangan
seksual (menstruasi, kematangan fisik) ini kecuali ditentukan oleh konstitusi
fisik individual, juga dipengaruhi oleh faktor ras, suku bangsa, iklim , cara
hidup, dan milieu yang melingkungi anak. Badan yang lemah atau penyakit yang
mendera seorang anak gadis, umpamanya bisa memperlambat tibanya menstruasi.
Selanjutnya rangsangan – rangsangan
kuat dari luar umpamanya saja berupa film – flm sex, buku bacaan atau majalah
yang bergambar sex,godaan, dan rangsangan dari kaum adam (pria). Pengamatan
secara langsung tentang perbuatan koitus atau sexsual. Dapat mengakibatkan
memuncanya atau semakin panasnya reaksi seksual , akan tetapi dapat
mengakibatkan kematangan seksual yang lebih cepat dari anak sewajarnya.
Namun semakin muda usia si gadis,
semakin ia belum siap menerima peristiwa haid akan semakin terasa “kejam
mengancam”. Yaitu rasa pahit menyebalkan sebagai handicap/gangguan atau sebagai
reaksi kejutan dalam anggapan fantasi anak.
Gejala yang sering terjadi dan
sangat mencolok pada peristiwa, haid pertama ialah kecemasan atau ketakutan
yang diperoleh keinginan untuk memperoleh proses fisiologis tadi.kadang sang
anak menyalahkan sang ibu dan terkadang merasa digenangi dosa. Maka banyak
peristiwa menstruasipertama itu dihayati oleh anak gadis sebagai satu
pengalaman yang traumatis.
Anak gadis kemudian menentang
dengan keras untuk membersihkan dirinya dan banyak diantara mereka
menyembunyikan semua pakaian yang kotor dan kainnya dalam laci – laci atau
disudut lemari, gadis tersebut merasa terhalangi atau merasa dibatasi kebebasan
dirinya oleh datangnya haid. Sepeprti tidak bisa berenanag, berolahraga, beribadah.
semuan ini menjadi pengalaman yang kurang menyenangkan.
Pada
anak gadis mempunyai kecenderungan neurotis dalam usia pubertas dan banayak
mengalami konflik batin, memunculkan beberapa tingkah laku patologis, berupa
kecemasan fobia terhadap menstruasi. Maksudnya disini jika keregangan dan
kecemasan ini secara terus menerus serta berlebihan serta tidak segera diatasi
maka akan menimbulkan fobia pada menstruasi. Selain itu juga akan menimbulkan
minat yang sangat berlebihan, bentuk hypochoondria, adapun rasa bersalah, mudah
tersinggung atau mudah marah. Perasaan ini timbul dikarenakan akibat dari
perubahan cara kerja hormone-hormon serata karena pengaruh rasa nyeri yang
timbul pada saat menstruasi.Perubahan pola makan pola makan cenderung meningkat
terutama pada makan yang manisMerasa gelisa dan gangguan tidur. Pada saat
menstruasi seorang wanita akan mengalami gangguan atau masala susah tidur atau
insomnia.
Pada
yang lebih tua , penolakan terhadap menstruasi bisa menimbulan penyakit
psychogwene Amenorrhoe, berupa gangguan fisik dan psikis, gangguan fungsional
yang disebabkan penyakit ini umumnya sulit disembuhkan baik dengan pengobatan
fisis maupun organis.
Maka informasi yang positif sangat berguna agar
tidak terjadi kesalah pemahaman terhadap para wanita yang mengalami menstruasi.
D. Penyebab Gangguan Menstruasi
Ada dua penyebab utama gangguan menstruasi. Pertama, kelainan organ
seperti mioma, kanker atau polip. Kedua, kelainan hormonal. Dari kelima
gangguan menstruasi diatas, ada yang berbahaya ada yang tidak berbahaya.
Oligomenore tidak berbahaya, namun perempuan dapat memiliki potensi sulit
hamil, karena tidak terjadi ovulasi. Polimenore dan hipermenore adalah gangguan
menstruasi yang berbahaya. Terlalu sering haid (polimenore), misalnya 2 minggu
sekali, dapat menyebabkan anemia. Begitu juga dengan hipermenore dapat
menyebabkan anemia. Polimenore dan hipermenore juga berhubungan dengan gangguan
bekuan darah dan mioma. Polimenore yang terkait dengan gangguan hormonal, dapat
terjadi pada perempuan yang mengalami peralihan dari masa subur ke masa
menopause. Polimenore juga dapat terjadi pada perempuan muda menjelang haid
pertama kali. Perempuan obesitas juga terkadang mengalami polimenore. Factor
penyebab hipermenore adalah mioma uteri, polip endometrium, endometritis, dll.
Suntik KB dapat menyebabkan oligomenore maupun amenore. Jika tidak menggunakan
KB pil ato suntik, oligomenore berhubungan dengan penyakit polikistik ovarium.
Yang menyebabkan perempuan tidak dapat menghasilkan sel telur, sehingga tidak
terdaji ovulasi yang pada akhirnya dapat menimbulkan gangguan hormone,
akibatnya jangka waktu haid sangat lama.
Perempuan dikatakan amenorea jika tidak menstruasi lebih dari 5
bulan sejak menstruasi terakhir. Amenore dibagi menjadi dua yaitu primer dan
sekunder. Amenore primer terjadi pada perempuan yang tidak pernah mendapatkan
haid, sedangkan amenorea sekunder terjadi pada orang yang pernah mendapatkan
haid, tapi kemudian berhenti karena anovulasi. Amenore primer biasanya
disebabkan oleh gangguan dari lahir. Sedangkan amenore sekunder dapat
disebabkan karena kehamilan, penggunaan KB, dll.
E. Cara
Mengatasi Gangguan Psikologi Menstruasi
Cara
mengatasi gangguan-gangguan psikologi pada masa menstruasi adalah dengan
melakukan konsultasi atau konsling pada tenaga kesehatan seperti bidan, dokter
dan sebagainya dan menjadikan tenaga kesehatan tersebut sebagai konselor.
Peran
atau tugas sebagai konselor ini yaitu sebagai berikut:
1.
Memberi penjelasan kepada klien, bahwa proses menstruasi merupakan suatu proses
fisiologi atau normal yang pasti akan terjadi dan akan dialami oleh setiap
wanita yang subur
2.
Memberi informasi-informasi positif yang berguna mengenai menstruasi agar tidak
terjadi kesalah pahaman terhadap proses menstruasi tersebut.
3.
Memberikan saran untuk mengurangi ketegangan dan rasa nyeri proses menstruasi
berlangsung, seperti istirahat yang cukup, perbanyak minum air putih dan
melakukan kompres air hangat pada bagian perut.
4.
Memberikan support mental atau dukungan pada klien, agar lebih percaya diri dan
tidak merasa takut dalam menghadapi masa menstruasi.
Sudah jadi rahasia umum, jika kaum perempuan
yang sedang mengalami datang bulan (menstruasi), banyak mengalami perubahan
hormon yang memengaruhi dirinya. Menurut jurnal online Massachusettes General
Hospital dan Harvard Medical School, 85% perempuan mengalami banyak perubahan
semasa menstruasi atau juga pada masa pra-menstruasi (PMS). Beberapa hal yang
sering terjadi biasanya kaum perempuan merasa depresi, mudah marah, sensitif,
dan berbagai kendala emosi lainnya.
Untuk itu, mengingat hal tersebut bukanlah “penyakit” tetapi lebih
karena perubahan hormon dalam tubuh, sebenarnya tak ada hal yang perlu dikhawatirkan. Namun,
memang ada baiknya, karena masalah emosi sering berkaitan juga dengan orang
di sekeliling apalagi bagi perempuan karier maka menurut The
National Woman’s Health dari Departemen Kesehatan Amerika wanita perlu melakukan
beberapa hal berikut, agar emosi tak mengganggu aktivitas ;
1.
Lakukan
sosialisasi dengan teman-teman.
Banyak kasus di mana orang yang mudah emosi akan lebih mudah mengendalikan
emosinya saat ia bisa menemukan orang yang tepat untuk diajak bicara. Karena
itu, dengan bersosialisasi atau sekadar berbincang dengan kawan dekat akan
mengurangi depresi atau stres yang timbul saat menstruasi.
2. Lakukan rileksasi dengan berbagai terapi seperti meditasi, pemijatan, atau yoga.
Rileksasi sejenak dari rutinitas akan membuat badan terasa lebih segar.
Dengan begitu, tubuh akan lebih bisa menerima “tekanan” yang mungkin terjadi
dengan cara yang lebih rileks sehingga tak akan mudah emosi.
3. Istirahat atau tidur yang cukup, setidaknya 8 jam sehari. Istirahat
yang cukup pada masa-masa menstruasi akan melancarkan sirkulasi tubuh
dan aliran darah sehingga tubuh akan lebih bugar dan sehat sehingga tak mudah
emosi.
4. Makan makanan bergizi seperti buah, sayur, dan daging, serta menjauhi
rokok dan alkohol. Dengan asupan yang tepat,
saat-saat menstruasi yang kadang juga menyebabkan anemia
tubuh tetap mampu mencukupi kebutuhan nutrisi dan zat penting yang dibutuhkan.
Sehingga, tubuh tak akan menderita 5L
yang acap kali sering membuat mudah emosi.
5.
Perhatikan
juga masa-masa menstruasi. Dengan tahu persis
kapan dan saat akan menstruasi, sehingga bisa lebih mudah menyesuaikan jadwal
untuk mengatur waktu kesibukan. Dengan cara tersebut, maka akan lebih mudah
mengatur masa-masa mudah emosi untuk tidak melakukan pertemuan-pertemuan
penting dengan relasi.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.
Menstruasi adalah perdarahan dari
uterus karena perubahan hormonal yang
teratur atau berdaur teratur, kira-kira empat minggu sekali
2.
Gangguan-gangguan menstruasi
meliputi disminore,amenorea dan premenstruasi syndrom
3.
Ada dua penyebab utama gangguan menstruasi.
Pertama, kelainan organ seperti mioma, kanker atau polip. Kedua, kelainan
hormonal.
4.
Gangguan psikologi wanita hamil
diantaranya adalah haid terasa “kejam
mengancam”, kecemasan atau ketakutan, merasa digenangi dosa, merasa
terhalangi atau merasa dibatasi kebebasan dirinya oleh datangnya haid, bahkan
bisa fobia menstruasi.
5.
Cara mengatasi gangguan-gangguan
psikologi pada masa menstruasi adalah dengan melakukan konsultasi atau
konsling pada tenaga kesehatan seperti bidan, dokter dan sebagainya dan menjadikan
tenaga kesehatan tersebut sebagai konselor.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar