ASKEB
TEORI MOW
METODE OPERASI WANITA
1)
Pengertian
a) Menurut
PKMI 1994
Kontrasepsi mantap wanita (kontap
wanita) adalah cara kontrasepsi untuk
tujuan mencegah terjadinya kehamilan pada seorang wanita dari suatu pasangan
usia subur (PUS) atas dasar alasan jumlah anaknya telah cukup dan tidak ingin
menambah anak lagi, dengan cara penutupan kedua saluran telur melalui cara
tubektomi atau mekanik dengan pemasangan cincin atau klip, melalui suatu
tindakan pembedahan minilaparatomi atau laparaskopi.
b) Menurut
Myles
Tubektomi atau sterilisasi atau
kontrasepsi mantap wanita ialah suatu kontrasepsi permanen, dilakukan dengan
cara tindakan pada kedua saluran. Tubektomi pada wanita dapat dilakukan dengan
anestesi lokal dan tanpa mondok.
c) Menurut
Hanafi Hartanto
Tubektomi adalah oklusi
tuba fallopi sehingga spermatozoa dan ovum tidak dapat bertemu.
d)
Menurut Sarwono
Tubektomi pada wanita
(vasektomi pada pria) adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita
atau saluran bibit pria yang mengakibatkan orang atau pasangan yang
bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi.
2)
Keuntungan
a) Keuntungan
kontrasepsi
Ø Sangat
efektif (0,5 kehamilan
per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan)
Ø Tidak
mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding)
Ø Tidak
bergantung pada faktor senggama
Ø Baik bagi
klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang serius.
Ø Pembedahan
sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal
Ø Tidak ada
efek samping dalam jangka panjang
Ø Tidak ada
perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon ovarium)
b)
Keuntungan Non Kontrasepsi
Berkurangnya resiko kanker ovarium
3)
Kerugian
Ø Harus
dipertimbangkan sifat mantap metode kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan
kembali), kecuali dengan rekanalisasi
Ø Klien dapat
menyesal di kemudian hari
Ø Risiko
komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anestesi umum)
Ø Rasa
sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
Ø Dilakukan
oleh dokter terlatih (dibutuhkan dokter spesialis ginekologi untuk proses
laparoskopi)
Ø Tidak
melindungi diri dari IMS, termasuk HBV dan HIV/AIDS
4)
Syarat
Untuk Menjadi Akseptor
Ada 3 syarat yang harus dipenuhi
oleh calon akseptor Kontap tubektomi
yaitu syarat sukarela, syarat bahagia, dan syarat sehat.
a) Syarat
sukarela :
Ø Telah
diberi informasi bahwa masih ada alat kontrasepsi lain yang bisa dipergunakan,
tetapi tetap memilih kontrasepsi mantap.
Ø Telah
diberi tahu bahwa kontrasepsi mantap dilakukan dengan tindakan pembedahan dan
selalu ada resiko, tetapi tetap memilih kontrasepsi mantap.
Ø Telah
diinformasikan bahwa kontrasepsi mantap sifatnya permanen artinya bila
berhasil, peserta tidak dapat mempunyai anak lagi, tetapi tetap memilih
kontrasepsi mantap.
Ø Telah
diberi kesempatan untuk mempertimbangkan kembali keputusannya, tetapi tetap
memilih kontrasepsi mantap.
b) Syarat
bahagia :
Ø Calon
peserta terikat dalam perkawinan yang syah dan harmonis.
Ø Calon
peserta telah mempunyai anak hidup sekurang-kurangnya dua orang, dan jika
jumlah anak hanya dua orang maka umur anak terkecil minimal dua tahun.
Ø Anak
yang dimiliki dalam keadaan sehat baik fisik dan mental.
Ø Umur
istri sekitar 25 tahun sampai belum menoupuse.
c) Syarat
Sehat
Setelah
dilakukan pemeriksaan oleh dokter dinyatakan sehat dan dapat dilakukan tindakan
tubektomi.
5)
Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi
:
Ø Harus
secara sukarela
Ø Mendapat
persetujuan suami
Ø Jumlah
anak yang cukup
Ø Mengetahui
akibat-akibat Tubektomi
Ø Syarat
umur (tidak mutlak)
Ø Umur
calon tidak kurang dari 26 tahun
Ø Pasangan
suami istri telah mempunyai anak minimal 2 orang dan anak paling kecil harus
sudah berumur di atas 2 tahun.
Kontra Indikasi
Ø Hamil
Ø Perdarahan
vaginal yang belum terjelaskan
Ø Infeksi
sistemik atau pelvik yang akut
Ø Tidak boleh
menjalani proses pembedahan
Ø Kurang pasti
mengenai keinginannya untuk fertilitas di masa depan
Ø Belum
memberikan persetujuan tertulis
Ø Tuberkolusis
Ø Diabetes melitus
Dikhawatirkan
dengan klien menderita penyakit diabetes melitus, maka akan memperpanjang
penyembuhan luka dari jaringan yang dioperasi.
Ø Hipertensi
Dengan adanya riwayat hipertensi maka jika
dilakukan anestesi umum maka akan menyebabkan terjadinya gangguan pernafasan.
Ø Alergi obat
Sebelum operasi akan dilakukan anestesi lokal pada
bagian yang akan dilakukan pembedahan. Setelah operasi akan diberikan obat
untuk membantu mempaercepat pemulihan luka operasi ataupun obat mencegah
infeksi. Oleh karena itu jika akseptor mempunyai riwayat alergi obat tertentu
maka dapat dicarikan alternatif obat lain.
Ø Penyakit Jantung
Sebagai akibat dari masuknya
larutan anestesi ke dalam sirkulasi darah sehingga dapat menyebabkan kerja
jantung menjadi tidak stabil.
penyakit jantung atau kardiovaskuler dapat menyebabkan penyulit karena masuknya larutan anestesi ke dalam sirkulasi darah yang gejalanya berupa aritmia, depresi miocard, atau hipotensi dan fibrilasi ventrikel.
penyakit jantung atau kardiovaskuler dapat menyebabkan penyulit karena masuknya larutan anestesi ke dalam sirkulasi darah yang gejalanya berupa aritmia, depresi miocard, atau hipotensi dan fibrilasi ventrikel.
Ø Gangguan Jiwa
Ø Anemia
Pada penderita anemia jika
dilakukan operasi, pada pasca operasi akan terjadi perdarahan dan dapat
memperburuk keadaan anemia tersebut.
Ø Gangguan
Pembekuan Darah
Jika terjadi hal di atas maka
penyembuhan jaringan yang telah dilakukan operasi akan terhambat.
Ø Tumor panggul
Ø Riwayat infeksi panggul
Bisa
menyebabkan daerah yang terinfeksi menyebar.
Ø Riwayat pernah menjalani operasi panggul
bisa
meningkatkan resiko infeksi.
Ø Obesitas (berat badan lebih dari 80 kg)
Berat
badan yang lebih atau obesitas mempersulit untuk dilakukannya pembedahan.
6) Kapan Dilakukan
a) Setiap waktu
selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional klien tidak hamil
b) Hari ke-6
hingga ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi)
c) Pascapersalinan;
minilap di dalam waktu 2 hari atau hingga 6 minggu atau 12 minggu, laparoskopi
tidak tepat untuk klien pascapersalinan
d) Pascakeguguran;
Triwulan pertama (minilap atau laparoskopi), Triwulan kedua (minilap saja)
7)
Mekanisme kerja MOW
A).
LAPARATOMI
·
Laparotomi
saja untuk kontap wanita tidak dianjurkan karena diperlukan insisi yang panjang
dan anestesi umum atau anestesi spinal
·
Laparotomi
hanya diperlukan bila cara-cara kontap lainnya gagal atau timbul komplikasi
sehingga memerlukan insisi yang lebih besar. Atau pada keadaan-keadaan lain,
jika kontap bukan merupakan operasi utama, tetapi sebagai pelengkap misalnya
pada section cesarean, KET dan lain-lain.
·
Laparotomi paling mudah dilakukan 1-2
hari pasca persalinan. Uterus yang masih besar, tuba yang masih panjang dan
didnding perut yang masih longgar memudahkan mencapai tuba dengan sayatan kecil
sepanjang 1-2 cm dibawah pusat.
Langkah laparotomi :
a.
Pasien diletakkan berbaring.
b.
Lipatan kulit dibawah pusat yang
berbentuk bulan sabit ditegangkan antara 2 buah dokklem hingga menjadi lurus.
c.
Pada tempat lipatan kulit disayat
sepanjang 1-2 cm sampai hampir menembus rongga peritoneum.
d.
Tempat yang hampir menembus rongga
peritoneum itu ditembus sekaligus dengan cunam Pean
e.
Lubang dilebarkan dengan cunam itu.
Lubangnya cukup besar untuk dimasuki sebuah jari telunjuk dan sebuah cunam
tampon (tampon tang)
2. Jika
tubektomi dilakuakn pada 3-5 hari PP, dapat dilakukan insisi mediana karena
uterus dan tuba telah berinvolusi. Langkahnya :
a. Lakukan
insisi mediana setinggi dua jari dibawah fundus uteri sepanjang 1-2 cm.
b. Kulit
perut ditembus dengan sebuah pisau yang berujung tajam/yang bermata 2.
c. Lemak
dipotong dengan gunting mayo sampai mencapai simpai musculus rectus abdominis.
d. Simpai
otot tadi dijepit dengan 2 buah cunam koher sampai tampak melalui lubang
sayatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar