Rabu, 18 April 2012

KB MOW (metode operasi wanita)

ASKEB TEORI MOW
METODE OPERASI WANITA
1)   Pengertian
a)    Menurut PKMI 1994
Kontrasepsi mantap wanita (kontap wanita) adalah  cara kontrasepsi untuk tujuan mencegah terjadinya kehamilan pada seorang wanita dari suatu pasangan usia subur (PUS) atas dasar alasan jumlah anaknya telah cukup dan tidak ingin menambah anak lagi, dengan cara penutupan kedua saluran telur melalui cara tubektomi atau mekanik dengan pemasangan cincin atau klip, melalui suatu tindakan pembedahan minilaparatomi atau laparaskopi.
b)   Menurut Myles
Tubektomi atau sterilisasi atau kontrasepsi mantap wanita ialah suatu kontrasepsi permanen, dilakukan dengan cara tindakan pada kedua saluran. Tubektomi pada wanita dapat dilakukan dengan anestesi lokal dan tanpa mondok.
c)    Menurut Hanafi Hartanto
Tubektomi adalah oklusi tuba fallopi sehingga spermatozoa dan ovum tidak dapat bertemu.
d)   Menurut Sarwono
Tubektomi pada wanita (vasektomi pada pria) adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita atau saluran bibit pria yang mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi. 

2)   Keuntungan
a)    Keuntungan kontrasepsi
Ø Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan)
Ø Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding)
Ø Tidak bergantung pada faktor senggama
Ø Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang serius.
Ø Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal
Ø Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
Ø Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon ovarium)
b)   Keuntungan Non Kontrasepsi
Berkurangnya resiko kanker ovarium
3)   Kerugian
Ø Harus dipertimbangkan sifat mantap metode kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan kembali), kecuali dengan rekanalisasi
Ø Klien dapat menyesal di kemudian hari
Ø Risiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anestesi umum)
Ø Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
Ø Dilakukan oleh dokter terlatih (dibutuhkan dokter spesialis ginekologi untuk proses laparoskopi)
Ø Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HBV dan HIV/AIDS

4)   Syarat Untuk Menjadi Akseptor
Ada 3 syarat yang harus dipenuhi oleh calon akseptor Kontap tubektomi yaitu syarat sukarela, syarat bahagia, dan syarat sehat.
a)    Syarat sukarela :
Ø Telah diberi informasi bahwa masih ada alat kontrasepsi lain yang bisa dipergunakan, tetapi tetap memilih kontrasepsi mantap.
Ø Telah diberi tahu bahwa kontrasepsi mantap dilakukan dengan tindakan pembedahan dan selalu ada resiko, tetapi tetap memilih kontrasepsi mantap.
Ø Telah diinformasikan bahwa kontrasepsi mantap sifatnya permanen artinya bila berhasil, peserta tidak dapat mempunyai anak lagi, tetapi tetap memilih kontrasepsi mantap.
Ø Telah diberi kesempatan untuk mempertimbangkan kembali keputusannya, tetapi tetap memilih kontrasepsi mantap.

b)   Syarat bahagia :
Ø Calon peserta terikat dalam perkawinan yang syah dan harmonis.
Ø Calon peserta telah mempunyai anak hidup sekurang-kurangnya dua orang, dan jika jumlah anak hanya dua orang maka umur anak terkecil minimal dua tahun.
Ø Anak yang dimiliki dalam keadaan sehat baik fisik dan mental.
Ø Umur istri sekitar 25 tahun sampai belum menoupuse.
c)      Syarat Sehat
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter dinyatakan sehat dan dapat dilakukan tindakan tubektomi.
5)   Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi :
Ø Harus secara sukarela
Ø Mendapat persetujuan suami
Ø Jumlah anak yang cukup
Ø Mengetahui akibat-akibat Tubektomi
Ø Syarat umur (tidak mutlak)
Ø Umur calon tidak kurang dari 26 tahun
Ø Pasangan suami istri telah mempunyai anak minimal 2 orang dan anak paling kecil harus sudah berumur di atas 2 tahun.
Kontra Indikasi
Ø Hamil
Ø Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan
Ø Infeksi sistemik atau pelvik yang akut
Ø Tidak boleh menjalani proses pembedahan
Ø Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas di masa depan
Ø Belum memberikan persetujuan tertulis
Ø Tuberkolusis
Ø Diabetes melitus
Dikhawatirkan dengan klien menderita penyakit diabetes melitus, maka akan memperpanjang penyembuhan luka dari jaringan yang dioperasi.
Ø Hipertensi
Dengan adanya riwayat hipertensi maka jika dilakukan anestesi umum maka akan menyebabkan terjadinya gangguan pernafasan.
Ø Alergi obat
Sebelum operasi akan dilakukan anestesi lokal pada bagian yang akan dilakukan pembedahan. Setelah operasi akan diberikan obat untuk membantu mempaercepat pemulihan luka operasi ataupun obat mencegah infeksi. Oleh karena itu jika akseptor mempunyai riwayat alergi obat tertentu maka dapat dicarikan alternatif obat lain.
Ø Penyakit Jantung
Sebagai akibat dari masuknya larutan anestesi ke dalam sirkulasi darah sehingga dapat menyebabkan kerja jantung menjadi tidak stabil.
penyakit jantung atau kardiovaskuler dapat menyebabkan penyulit karena masuknya larutan anestesi ke dalam sirkulasi darah yang gejalanya berupa aritmia, depresi miocard, atau hipotensi dan fibrilasi ventrikel.
Ø Gangguan Jiwa
Ø Anemia
Pada penderita anemia jika dilakukan operasi, pada pasca operasi akan terjadi perdarahan dan dapat memperburuk keadaan anemia tersebut.
Ø Gangguan Pembekuan Darah
Jika terjadi hal di atas maka penyembuhan jaringan yang telah dilakukan operasi akan terhambat.
Ø Tumor panggul
Ø Riwayat infeksi panggul
Bisa menyebabkan daerah yang terinfeksi menyebar.
Ø Riwayat pernah menjalani operasi panggul
bisa meningkatkan resiko infeksi.            
Ø Obesitas (berat badan lebih dari 80 kg)
Berat badan yang lebih atau obesitas mempersulit untuk dilakukannya pembedahan.
6)   Kapan Dilakukan
a)   Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional klien tidak hamil
b)  Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi)
c)   Pascapersalinan; minilap di dalam waktu 2 hari atau hingga 6 minggu atau 12 minggu, laparoskopi tidak tepat untuk klien pascapersalinan
d)  Pascakeguguran; Triwulan pertama (minilap atau laparoskopi), Triwulan kedua (minilap saja)
7)    Mekanisme kerja MOW
A). LAPARATOMI
·      Laparotomi saja untuk kontap wanita tidak dianjurkan karena diperlukan insisi yang panjang dan anestesi umum atau anestesi spinal
·      Laparotomi hanya diperlukan bila cara-cara kontap lainnya gagal atau timbul komplikasi sehingga memerlukan insisi yang lebih besar. Atau pada keadaan-keadaan lain, jika kontap bukan merupakan operasi utama, tetapi sebagai pelengkap misalnya pada section cesarean, KET dan lain-lain.
·      Laparotomi paling mudah dilakukan 1-2 hari pasca persalinan. Uterus yang masih besar, tuba yang masih panjang dan didnding perut yang masih longgar memudahkan mencapai tuba dengan sayatan kecil sepanjang 1-2 cm dibawah pusat.
Langkah laparotomi :
a.    Pasien diletakkan berbaring.
b.    Lipatan kulit dibawah pusat yang berbentuk bulan sabit ditegangkan antara 2 buah dokklem hingga menjadi lurus.
c.    Pada tempat lipatan kulit disayat sepanjang 1-2 cm sampai hampir menembus rongga peritoneum.
d.   Tempat yang hampir menembus rongga peritoneum itu ditembus sekaligus dengan cunam Pean
e.    Lubang dilebarkan dengan cunam itu. Lubangnya cukup besar untuk dimasuki sebuah jari telunjuk dan sebuah cunam tampon (tampon tang)
2.     Jika tubektomi dilakuakn pada 3-5 hari PP, dapat dilakukan insisi mediana karena uterus dan tuba telah berinvolusi. Langkahnya :
a.    Lakukan insisi mediana setinggi dua jari dibawah fundus uteri sepanjang 1-2 cm.
b.    Kulit perut ditembus dengan sebuah pisau yang berujung tajam/yang bermata 2.
c.    Lemak dipotong dengan gunting mayo sampai mencapai simpai musculus rectus abdominis.
d.   Simpai otot tadi dijepit dengan 2 buah cunam koher sampai tampak melalui lubang sayatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar