Minggu, 01 April 2012

sejarah epidemiologi


  PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi berasal dari kata Epi, demos, dan Logos. Epi = atas, demos = masyarakat, logos = ilmu, sehingga epidemiologi dapat diartikan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat.
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi, frekuensi, dan determinan penyakit pada populasi.
·       Distribusi : Orang, tempat, waktu
·       Frekuensi, ukuran frekuensi : Insiden dan atau prevalen
·       Determinan faktor risiko : faktor yang mempengaruhi atau faktor yang memberi risiko atas terjadinya penyakit atau masalah kesehatan

Epidemiologi mengukur suatu kejadian dan distribusi kejadian tersebut menurut variabel orang, tempat, dan waktu, dan berupaya menentukan faktor yang menyebabkan terjadinya kejadian itu di kelompok populasi. Ilmu ini dikembangkan dari pengalaman mempelajari beberapa wabah penyakit pada waktu-waktu tertentu dengan angka kematian yang tinggi.


2.   SEJARAH EPIDEMIOLOGI SEBELUM MASEHI
1.    Empedocles (490–430 SM)
Empedocles adalah seorang filsuf pra-Socrates, dokter, sastrawan, dan orator Yunani, yang tinggal di Agrigentum, sebuah kota di Sisilia (Gambar 1). Para ahli sejarah menemukan sekitar 450 baris puisi karyanya yang ditulis pada daun papirus. Dari kumpulan puisi itu diketahui bahwa Empedocles memiliki pandangan tentang berbagai isu yang berhubungan dengan biologi modern, khususnya biologi genetik dan molekuler tentang terjadinya kehidupan, fisiologi komparatif dan eksperimental, biokimia, dan ensimologi.
Di bagian lain puisi Empedocles menunjukkan, dia telah mempraktikkan epidemiologi terapan. Pada masa itu penduduk sebuah kota dekat dengan Agrigentum, yaitu Selinunta, tengah dilanda epidemi penyakit dengan gejala panas seperti malaria. Empedocles mendeteksi, penyebabnya terletak pada genangan air dan rawa yang berisi air terkontaminasi. Empedocles mengatasi masalah itu dengan membuka kanal (terusan) dan mengosongkan genangan air ke laut. Dengan membuka dua sungai besar dan menghubungkannya dengan laut, mengeringkan rawa, Empedocles berhasil menurunkan epidemi yang menjangkiti penduduk Selinunta. Empedocles berhasil membuat Selinunta sebuah kota sehat dengan sistem irigasi yang dibiayainya. Karya sanitasi ini bisa dipandang sebagai Projek Kesehatan Masyarakat pertama di muka bumi.
Selain itu, Empedocles menemukan suatu penyakit defisiensi genetik G6PD di dalam sel darah merah. Penyakit itu menyebabkan anemia hemolitik pada individu yang sensitif jika mengkonsumsi sejenis kacang-kacangan atau terpapar oleh bunga tanaman tersebut. Studi epidemiologi beberapa tahun yang lalu menunjukkan, terdapat sekitar 2% hingga 30% populasi di Sisilia (tergantung daerahnya) menderita penyakit defisiensi genetik G6PD. Diduga Empedocles membuat anjuran pencegahan penyakit itu berdasarkan pada pengamatan epidemiologis dan pengalaman klinis.

2.    Aristoteles (384-322 SM).
Aristoteles adalah seorang filsuf dan ilmuwan Yunani, berasal dari Stagira. Aristoteles merupakan filsuf dan ilmuwan serba-bisa. Tulisannya mencakup aneka subjek. Tulisan resminya tentang anatomi manusia tidak diketemukan, tetapi banyak karyanya tentang binatang menunjukkan bahwa dia telah menggunakan pengamatan langsung dan perbandingan anatomis antar spesies melalui diseksi (penyayatan). Aristoteles memberikan fondasi bagi metode ilmiah.
3.    Humoralisme
Humoralisme atau Humorisme adalah teori yang menjelaskan bahwa tubuh manusia diisi atau dibentuk oleh empat bahan dasar yang disebut humor (cairan). Keempat humor itu adalah empedu hitam, empedu kuning, flegma (lendir), dan darah. Pada orang yang sehat, keempat humor berada dalam keadaan seimbang. Sebaliknya semua penyakit disebabkan oleh ketidakseimbangan humor, sebagai akibat dari kelebihan atau kekurangan salah satu dari keempat humor itu. Defisit itu bisa disebabkan oleh uap yang dihirup atau diabsorbsi oleh tubuh.
4.    Hippocrates (377-260 SM)
Hippocrates adalah seorang filsuf dan dokter Yunani pasca-Socrates, yang dikenal sebagai Bapak Kedokteran Modern. Hippocrates memberikan kontribusi besar dengan konsep kausasi penyakit yang dikenal dalam epidemiologi dewasa ini, bahwa penyakit terjadi karena interaksi antara host-agent-environment (penjamu-agen-lingkungan). Dalam bukunya yang "On Airs, Waters and Places" (Tentang Udara, Air, dan Tempat) yang diterjemahkan Francis Adam, Hipoccrates mengatakan, penyakit terjadi karena kontak dengan jazad hidup, dan berhubungan dengan lingkungan eksternal maupun internal seseorang.
Kausa penyakit menurut Hippocrates tidak hanya terletak pada lingkungan, tetapi juga dalam tubuh manusia. Sebagai contoh, dalam bukunya “On the Sacred Disease”, Hippocrates menyebutkan bahwa epilepsi bukan merupakan penyakit yang berhubungan dengan tahayul atau agama, melainkan suatu penyakit otak yang diturunkan.
Kontribusi Hippocrates untuk epidemiologi tidak hanya berupa pemikiran tentang kausa penyakit tetapi juga riwayat alamiah sejumlah penyakit. Dia mendeskripsikan perjalanan hepatitis akut pada bukunya “About Diseases”.
5.    Era Romawi
Empedocles, Galen, Hippocrates, dan filsuf Yunani lainnya telah menunjukkan sejumlah determinan penting kesehatan manusia. Tetapi sebuah metode esensial epidemiologi modern yang belum mereka tunjukkan adalah kuantifikasi. Kuantifikasi kasus penyakit penting untuk menilai beratnya masalah kesehatan pada populasi maupun mengetahui etiologi penyakit pada level populasi.

1 komentar:

  1. Kritik Kepanjangan Usahain Dipisah antara HOME page dengan Detail Page Nya, Misal Di Home page cuma nampilin Judul dan sedikit deskripsi, jadi ga repot scrolling kebawah,
    tapi Nice TRY lets do for the best in next time..
    ciaous

    BalasHapus